Benediktus XVI mempromosikan suatu tatanan internasional baru dan mengucapkan lebih banyak bidah

Benediktus XVI, Sambutan kepada Duta Besar Spanyol, 27 Oktober 2007: “Maka, adalah suatu hal yang dibutuhkan secara mendesak untuk bekerja demi pembangunan suatu tatanan internal dan internasional…”[1]

Di sini, Benediktus XVI mempromosikan suatu tatanan internasional baru atau suatu tatanan dunia baru (New World Order).

Benediktus XVI, Pesan kepada para Uskup, imam, dan umat beriman sedunia, 10 Agustus 2007: “Saya ingin mengenang sikap yang khidmat dari Pendahulu saya yang amat terkasih, Hamba Allah Yohanes Paulus II, sewaktu ia mempersembahkan relikui-relikui yang penting dari Santo Yohanes Krisostomus serta Gregorius dari Nazianzus kepada Patriark Ekumenis Konstantinopel pada bulan November 2004. Sri Paus mencatat bagaimana sikap tersebut adalah, bagi Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Ortodoks, suatu peristiwa yang amat penuh berkat demi memurnikan kenangan-kenangan kita yang terluka dalam tujuan untuk menguatkan perjalanan kita kepada rekonsiliasi.”[2]

Untuk memberikan relikui-relikui orang-orang kudus Katolik kepada para bidah dan skismatis adalah untuk menjadi bidah dan skismatis.

Benediktus XVI, Pidato kepada para para Uskup Ukraina, 24 September 2006: “Gereja… berada di dalam Gereja Katolik…[3]

Ini adalah bidah. Gereja Katolik adalah Gereja Kristus.

Benediktus XVI, Pidato kepada Duta Besar Indonesia. 12 November 2007:
Indonesia, sebagai suatu negara multi-agama dengan populasi Muslim terbesar dari bangsa di dunia, memainkan suatu peran yang penting dan positif untuk mempromosikan kerja sama antaragama, baik di dalam batas-batasnya maupun di dalam komunitas internasional. Dialog, rasa hormat untuk keyakinan-keyakinan orang-orang lain serta kerja sama dalam pelayanan untuk perdamaian adalah sarana-sarana yang paling aman untuk menjamin keharmonisan sosial. Inil adalah beberapa tujuan yang termulia yang dapat mempersatukan pria dan wanita yang berkehendak baik, dan dalam suatu cara yang khusus, semua orang yang menyembah Allah yang esa…”[4]

Benediktus XVI memuji Islam, seakan-akan agama itu memberikan kontribusi yang baik kepada dunia, lalu berkata bahwa kita harus memiliki “rasa hormat untuk keyakinan-keyakinan orang-orang lain.” Kita harus selalu menghormati kejahatan dan keyakinan-keyakinan agamawi yang sesat, menurut Benediktus XVI. Ini sepenuhnya bidah.

Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

Catatan kaki:

[1] L’Osservatore Romano, 14 November, hal 4.

[2] L’Osservatore Romano, 10 Agustus, hal 6.

[3] L’Osservatore Romano, 10 Oktober, hal 4.

[4] L’Osservatore Romano, 21 November, hal 6.